Rabu, 08 April 2020

Fundamental Neuro Lingustic Programming (NLP) For Professional Coach

Fundamental Neuro Linguistic Programming (NLP) 

For Professional Coach


Kemarin mendengarkan ONLINE Class dari Coach Syamsul Hatta, CPC, CPNC.  Coach Hatta, panggilan nara sumber saat itu, adalah Ketua Indonesia NLP Society dan Founder dari lintasbelajar.id.
Tadi malam selama 1jam 30 menit ONLINE saya belajar memperdalam ilmu coaching khususnya tentang 1) pemahaman NLP, 2) Human Model of The World, 3) NLP Change Model, serta 4) penerapan Human Model of the World dalam proses Coaching.
Untuk tahu apa yang saya pelajari, yuk lihat catatan saya...

1) Definisi NLP 

Neuro adalah sistem saraf (pikiran), tempat pengalaman kita diproses melalui ke lima panca indera.  Linguistic adalah sistem komunikasi (bisa verbal dan non verbal) tempat pengalaman kita di-kode, di atur, dan diberi makna.  Sedangkan Programming adalah kemampuan untuk mengenali dan mendayagunakan program dalam sistem neurologi kita untuk mencapai tujuan spesifik yang kita inginkan.

Jadi dari penjelasan mas Hatta, dapat saya simpulkan bahwa NLP adalah sebuah ketrampilan untuk mengelola pikiran sehingga dapat mengenali dan mendayagunakan sistem neurologi yang kita miliki hingga dapat mengatur bahasa lisan maupun bahasa non lisan yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


2) Human Model of The World 


The Human Model of The World  model adalah  bagaimana alur masuk info menjadi pikiran, perasaan dan kemudian menjadi prilaku.

Menurut saya ada 3 alur besar yang harus diperhatikan dalam model ini, yaitu;

Alur 1) Peristiwa dan kejadian yang masuk ke dalam pikiran kita.

Sebuah peristiwa atau kejadian atau situasi atau informasi yang masuk kedalam pikiran kita dapat masuk dari sensor tubuh kita yaitu 5 indra yang kita miliki, dari penglihatan alatnya mata (visual), dari pendengaran alatnya telinga (auditori), sensasi rasa (kinestetik) alatnya kulit, penciuman alatnya hidung (olvktory), dan pengecapan alatnya lidah (gustatory).
Kemudian, tentunya setelah pikiran masuk melalui panca indra dan sebelum masuk kedalam pikiran kita, masih ada filter yang ada di dalam diri kita.  Ada 3 filteryang ada di dalam diri kita yaitu 1) filter yang menghapus informasi karena menganggap tidak penting (delesi), 2) filter yang distorsi (akan dihubungkan kejadian-kejadian) dan 3) filter yang mengeneralisasi membuat segala sesuatu menjadi sesuatu yang umum.  Filter ini akan membuat persepsi kita berbeda-beda melihat satu kejadian/peristiwa  karena filter mempunyai referensi yang diambil dari  nilai-nilai yang ada dalam diri, kepercayaan, memori masa lalu, dan meta program.  Jadi bisa disimpulkan Manusia tidak merespon kejadian tapi manusia merespon apa yang ada di-PIKIRAN-NYA (persepsi) akan sebuah kejadian.

Alur 2) Isi dalam pikiran

Info/kejadian masuk menjadi pikiran.  Apa isi dari pikiran?  misalnya Bakso? Dalam pikiran bisa ada suara, gambar, gerakan, rasa, aroma,dll.  Pikiran itu ada isinya yaitu gambar, suara dan sensasi rasa (visual, auditori dan  kinestetik (termasuk auditory dan gustatory))  Pikiran akan mempengaruhi perasaan dan emosi kita atau dikenal dengan sebutan state of mind.  Lalu, pikiran dan emosi akan mempengaruhi fisiologis (misanya rasa sedih)

Alur 3) Perilaku yang di hasilkan melalui proses pikiran, emosi/perasaan dan fisiologis seseorang.

Pikiran akan bekerjasama dengan perasaan atau emosi yang kita miliki  serta fisiologis hingga menghasilkan perilaku.  Coachee yang mengalami depresi (emosi) pasti fisiologisnya mendukung.

3) NLP Change Model


Pada dasarnya seseorang yang membutuhkan coaching adalah seseorang karena satu dan lain hal terjadi perbedaan antara kondisi sekarang dengan kondisi yang diinginkan.  Karenanya perlu mendapat sumber daya  atau resources yang tepat untuk bisa membuat coachee berubah.  Dalam menggunakan resources, seorang coach membutuhkan 1) Acuity yaitu kepekaan dan 2) flexibility yaitu kemampuan beradaptasi.  Jika Coach mempergunakan semua resources maka akan terjadi transformasi atau yang disebut ecology.  Jadi ecologi adalah kesesuaian perubahan dengan menggunakan resources yang dimiliki dan tetap memperhatikan keluarga, lingkungan, norma, keluarga, kepercayaan dan perasaan-perasaan lain yang menghambat.  Jadi Motion create emotion, emosi membentuk prilaku.  Perilaku bisa tidak jalan meskipun sudah menulis action plan, kenapa?  karena dibentuk perasaan dan emosinya.  Jadi saat coaching harus menyentuh emosi dan perasaannya sehingga coachee mau melakukannya.
Ingat ya...
Apa yang harus di explore saat coaching? explore state (perasaan/emosi), lalu juga expolore pikirannya.
"Emosi adaalah feel of feeling" yaitu perasaan apa yang kita maknai.


4) Penerapan Human Model of the World dalam proses Coaching

Dengan mempelajari NLP berarti seorang coach akan mengerti tentang struktur berpikir, emosi, dan perilaku manusia.  Tepatnya dengan mengerti NLP akan membantu Coach mendeteksi apa yang perlu digali lebih dalam dari seroang klien.   Contoh: seperti yang kita semua ketahui, ada 2 tujuan setiap kita memberikan coaching.  Tujuan pertama adalah goal utama (yang dimana biasanya tidak pernah selesai dalam satu kalai coaching) dan tujuan yang ke dua adalah membuat goal setiap akhir sesi.  Nah pada goal tiap sesi ini, jika kita mengetahu struktur berpikir, akan mudah menggali sesuai kebutuhan coachee.

Jadi memahami NLP sangat penting bagi seorang Professional Coach.  Hal ini akan membantu coach untuk menggali dan memahami struktur perilaku coachee saat ini dan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apakah aku stress?

  Ibu          : “Nak, kamu makan malam dulu sudah jam 10!” Anak      : “Sebentar bu, aku lagi siapkan tugas yang aku harus presentasika...