Minggu, 23 Oktober 2022

Apakah aku stress?

 


Ibu         : “Nak, kamu makan malam dulu sudah jam 10!”

Anak     : “Sebentar bu, aku lagi siapkan tugas yang aku harus presentasikan besok…

  Aku masih kurang data… Kemarin data yang aku ambil salah.”

Ibu         : “Iya, tapi kamu harus makan nanti kamu sakit!”

Anak     : “Ibu jangan urusin aku, aku lagi sibuk nih (sedikit agresif cenderung tidak sopan)”

Ibu berlalu sambil mengelus dada…

 

Dari pembicaraan diatas, sang Anak terlihat mengalami tekanan karena belum siap akan presentasinya, sehingga tanpa disadari menjadi seorang anak yang kurang sopan.  Ini yang kita bisa kategorikan stress

Stress is the way human beings react both physically and mentally to changes, events, and situations in their lives. (Stres adalah cara manusia bereaksi baik secara fisik maupun mental terhadap perubahan, peristiwa, dan situasi dalam hidupnya)

Cannon, 1932 mengatakan bahwa Stress adalah reaksi fisik terhadap kondisi yang tidak menyenangkan yang berdampak diterial terhadap kondisi fisik seseorang.  Selve, 1956 menambahkan bahwa kondisi ini   menyebabkan munculnya upaya untuk menghindarkan diri dari  stressors and mencari jalan untuk mengatasi berbagai life events yg memunculkan stress tersebut.

Walau stress ternyata ada yang bersifat negatif dan ada pula yang bersifat positif tapi yang pasti stress berdampak terhadap seluruh aspek kehidupan seseorang.

 

Dampak Stress

Dalam percakapan diatas, konsekwensi stress pada si anak adalah tidak makan dan kalau ini terjadi terus menerus akan membuat kesehatannya fisik terganggu, kesehatan  mental, kualitas kehidupan, bahkan hingga karir dan kinerja seseorang.

Konsekensi stress  terhadap kesehatan fisik dapat berupa flu,  pendarahan yang lambat sembuh, darah tinggi, jantung coroner, cancer dan bahkan HIV.

Sedangkan, dampak  stress terhadap pekerjaan adalah turunnya kinerja dari seseorang  dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sehingga dapat membuat prestasi menurun, kualitas kerja tidak terpelihara, dan hubungan sosial dengan sesama teman sejawat ataupun atasan juga memburuk.  Stress akan menyerang semangat kerja, motivasi kerja, komitment kerja, rasa percaya diri, hingga dorongan untuk berpretasi dengan kualitas tinggi.

Akibat dari stress ternyata dapat mempengaruhi lembaga/sekoalh/organisasi sehingga bisa  mengalami kerugian luar (bahkan hingga bangkrut) akibat stress yang menimpa kinerja.

Stress Management

Stress adalah  reaksi atau respons  bisa secara fisik, mental, ataupun emonsional yang berbeda dari kebiasan dari seseorang sebagai akibat dari tekanan yang dialami.

Stress harus dapat dikelola dengan baik karena mengelola stress adalah kunci kesuksesan. Bagaimana cara mengelola stress dan memperkuat pertahanan diri dari berbagai dampak stress?

1.       Ubah cara pandang sehingga melihat stress sebagai tantangan yang harus dikendalikan dengan selalu berpikir positif.

2.       Jagalah kesehatan dengan cara olahraga/ aktivitas fisik teratur, tidur cukup, makan bergizi seimbang, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat

3.       Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya

4.       Kembangkan hobi dengan melakukan kegiatan sesuaikan dengan minat dan kemampuan

5.     


Tenangkan pikiran dengan selalu bersyukur dan meningkatkan ibadah sesuai dengan Agama masing-masing

 

Sabtu, 15 Oktober 2022

Kunci Sukses Mengelola Satuan Pendidikan


Covid 19 memang telah membuat banyak perubahan dan dampak diberbagai bidang termasuk bidang pendidikan.  Banyak sekolah  swasta yang harus merumahkan guru-gurunya karena untuk bisa tetap menjalankan kegiatan belajar mengajar.  Banyak investasi baru harus diambil sekolah untuk memastikan tehnologi terimplementasi dengan sempurna sehingga akan memudahkan kegiatan belajar baik secara daring maupun luring.  Alhamdullilah belakang ini sejak diperbolehkan luring 100% maka sekolah mulai marak siap kedatangan para siswa.  Siap secara sarana prasana juga harus didukung oleh pemimpin atau kepala sekolah yang memiliki kemampuan atau kompetensi yang baik. Kompetensi menurut SK Mendiknas No. 45/U/2022 menjelaskan ada 5 kompetensi (5K) minimal yang harus dimiliki oleh kepala sekolah, yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
 
Pastinya jika anda KS maka atasan anda merasa anda memiliki potensi tersebut.  
Saya jadi teringat waktu saya menjadi Kepala Sekolah di salah satu SPK, Eksekutif direktur saya, Ng Eng Chin, memastikan kepada saya untuk selalu berusaha dan  jika mau terus sukses untuk mengelola sekolah harus menjalankan 6 hal penting.  Ke enam hal ini saya tulis di buku saya Sekolah Lokal Berkualitas Internasional: Resep Jitu Mengelola Sekolah International (SPK) (2017 hal. 179).  

Mau tahu 6 kunci sukses setelah memiliki 5K?

  1. Fokus dan paham tentang pendidikan.  Seorang pengelola satuan pendidikan harus paham tentang pendidikan.  Jadi kalau tidak paham ya harus belajar dulu. 
  2. Membangun sstem dan struktur.  Dengan adanya pembagian kerja dan panduan yang jelas diyakini akan membantu sekolah menjadi 
  3. Mengangkat dan menempatkan staff dengan tepat. Mengelola Pendidikan menjadi sesuatu yang tidak boleh dianggap sepele.  Jangan karena pemilik yayasan memiliki anak yang baru lulus ujuk-ujuk menduduki posisi tertinggi di sekolah.  Atau mumpung punya wewenang dengan seenak-enaknya mengangkat saudara atau teman yang tidak memiliki kompetensi. wah ini menjadi resep kemunduran sekolah.  
  4. Membangun kapasitas/kemampuan staff.  Pengembang diri untuk staff merupakan investasi yang harus dikeluarkan pengelola sekolah.  Dengan terus membangun kompetensi staff, peserta didik akan mendapat manfaatnya.
  5. Menetapkan standar yang tinggi. Kadang kita terlalu puas dengan memenuhi standar minimum dan ini kadang menjadi faktor penghambat sekolah untuk maju. 
  6. Memanfaatkan sarana dan sumber daya.  Penting seorang pemimpin untuk dapat memafaatkan keberadaan tidak hanya SDM dan fasilitas yang ada disekolah tapi juga orang tua, lingkungan sekitar untuk membantu pendidikan/

Kalau Anda pengelola satuan pendidikan apakah ini telah memenuhi 5K? Atau ada kompetensi lain?

Yuk kita refleksi diri!


Apakah aku stress?

  Ibu          : “Nak, kamu makan malam dulu sudah jam 10!” Anak      : “Sebentar bu, aku lagi siapkan tugas yang aku harus presentasika...